Pengalaman istri lahiran di Rumah Sakit AR Bunda

 Kali ini saya akan berbagi cerita pengalaman istri melahirkan di rumah sakit AR Bunda Lubuklinggau. Sebelum berbicara mengenai pengalaman istri lahiran di RS Bunda Lubuklinggau, mari kita bahas sedikit mengenai sejarah Rumah Sakit ini.

A. Sejarah Rumah Sakit

Rumah Sakit AR Bunda pertama kali berdiri di kota Prabumulih, awalnya merupakan rumah bersalin dengan nama "Rumah Bersalin Anita" yang didirikan oleh dr. H. Abdul Rachman, SpOG. pada tahun 1995 yang kemudian seiring berjalan nya waktu berkembang menjadi PT. AR Muhammad dengan nama Rumah Sakit AR Bunda pada tahun 2007. 
RS AR Bunda Lubuklinggau

RS AR Bunda Lubuklinggau sendiri berdiri pada tahun 2013 dan dikelola oleh anak dari dokter Abdul Rachman yaitu dr. Sarah Aina Rachman yang merupakan direktur RS AR Bunda serta menantunya dr. Wahyu Pranata, SpOG. selaku komisaris.
dr. H. Abdul Rachman, SpOG

Jadi sudah tahu kan Apa Kepanjangan AR pada Rumah Sakit AR Bunda ini, Ya benar, Abdul Rachman, yang merupakan pendiri rumah sakit ini.

Saya pribadi masih penasaran dengan kepanjangan "WIP" pada logo rumah sakit ini, jika ada yang tahu silahkan tuliskan pada kolom komentar ya!

B. Kontrol/USG

Sebelum istri saya lahiran di RS yang cukup islami ini, istri saya sempat dua kali USG di RS ini yaitu pada bulan ke-8 dan 9 menjelang lahiran. Kami kontrol ke dokter Wahyu Pranata.

Denah ruangan

Waktu itu istriku sempat berseloroh, "dokter Wahyu ini kok kayak ga ada liburnya ya yang? Perasaan setiap hari praktek terus?" Setelah aku baca sejarah rumah sakit, akhirnya aku tahu Mengapa dokter Wahyu jarang libur, karena dia lah pemilik rumah sakit ini.

Tempat kontrol kehamilan di RS AR Bunda Lubuklinggau ada di lantai 2 rumah sakit, untuk kontrol kehamilan, disini menerima BPJS maupun umum, bedanya untuk BPJS kita harus antre dulu di lantai satu, sementara untuk umum alias bayar sendiri kita bisa langsung saja naik ke lantai dua di ruangan pemeriksaan kehamilan.

Pasien rawat jalan

Sekali kontrol USG disini untuk bayar sendiri biayanya Rp 225.000,- untuk USG 4 dimensi, tersedia juga USG 5 dimensi dengan biaya yang lebih mahal tentunya.

Pelayanan dr. Wahyu bisa dibilang sangat baik, orangnya ramah, hanya saja perawat yang ada di sekitarnya menurut ku kurang ramah, terutama ada perawat sudah agak senior sepertinya, dia sempat menegur ku saat aku merekam video USG yang tertera di layar TV, padahal dokter Wahyu nya saja ngomong, "ngga apa, rekam aja".

Memang setelah USG, video USG akan dikirimkan melalui SMS, nanti akan ada tautan menuju ke video. Tapi kan namanya juga calon orang tua apalagi anak pertama, jadi ya kepengen aja melihat anaknya di USG, lagian saya juga paham aturan kok, saya sama sekali tidak merekam ruangan tempat kontrol, saya hanya melakukan zoom ke tv nya saja.

C. Persalinan

Pada kontrol terakhir, dokter Wahyu memberikan secarik kertas berisi perintah rawat inap yang sudah ia tentukan tanggalnya, maklum saja istriku sesar, karena bayinya sungsang.

Ruangan president suite

Saat tiba harinya, kami datang ke RS AR Bunda Lubuklinggau, langsung menuju IGD yang berada di lantai basement 1 (B1) rumah sakit ini.

Langsung mengurus pendaftaran di bagian admisi, ditanyakan Apakah mau BPJS atau umum? Aku jawab BPJS, sebab jika bayar sendiri setauku biaya lahiran dengan operasi sesar ini biasanya belasan juta rupiah, mumpung aku punya BPJS, jadi tidak ada salahnya jika kali ini aku gunakan kartu sakti ini.

Ruangan VVIP

Karena BPJS ku kelas 2 dan aku menginginkan kelas 1, jadi aku dikenakan biaya tambahan Rp 1.000.000 untuk biaya naik kelas, jadi total biaya yang aku keluarkan selama istriku dirawat di RS AR Bunda Lubuklinggau ini ya 1 juta itu saja, itupun karena aku minta naik kelas, jika tidak ya bisa jadi tidak bayar apa-apa.

1. Operasi sesar

Kami berdua menunggu kehadiran anak ini sudah cukup lama, sekitar tiga tahun setelah pernikahan, istriku sempat keguguran dua kali sebelum kehamilan kali ini, jadi tidak heran jika rasa sumringah menanti kehadiran sang jabang bayi ini begitu besar dan disambut banyak anggota keluarga.

Ruangan kelas 1

Kami dijadwalkan operasi pukul 08.00 pagi hari Jum'at 13 Mei 2022. Tapi kami sudah diminta datang sejak tanggal 12 Mei 2022 sehabis Maghrib, istriku diminta puasa mulai dari pukul 23.00 - 06.00 WIB, kami diberikan dua botol buavita rasa leci yang diminta untuk diminum pada pukul 06.00 WIB dan sesaat setelah operasi selesai.

Ruang operasi Rumah Sakit AR Bunda Lubuklinggau ini berada di lantai basement 2 (B2) gedung RS yang punya lantai hingga lantai 6 ini.

Sekitar satu jam operasi berlangsung, istriku pun keluar dari ruangan operasi, aku cukup lega, operasi berjalan lancar. Sang suster memberikan ari-ari bayiku, tak lama berselang sang suster juga menggendong bayi ku. Namun sang suster mengatakan, bayi bapak kita observasi terlebih dahulu, sebab dia tidak menangis.

Aku baru tahu jika bayi baru lahir wajib menangis.

Ruangan kelas 2

Aku pandangi wajah bayi ku yang sudah lama kutunggu kehadirannya, seorang bayi laki-laki yang ternyata mirip sekali denganku wajahnya.

Saat sang suster membawa bayiku ke ruang observasi, aku tak mau kehilangan momen, langsung saja aku rekam bayiku agar aku dapat menginfokan ke keluarga seperti apa rupanya, dan juga karena aku sering nonton sinetron, aku rekam bayiku agar tidak tertukar, hahaha...

2. Perawatan

Setelah bayiku masuk ruang observasi, istriku pun dipindahkan dari ruang operasi menuju ruang perawatan, kami mendapat kan ruangan lantai 3 kelas 1, sebuah kamar yang cukup besar dengan kamar mandi dalam, TV, dispenser, kulkas, AC, serta sebuah kursi sofa.

Ruang perawatan nya menurut ku cukup bagus, hanya saja waktu itu aku kurang beruntung, AC nya kurang dingin meskipun AC nya adalah Merk nomor 1 dunia.

Suster di rumah sakit ini bisa dibilang cekatan, tinggal lapor saja ke ruangan suster, tidak lama pasti mereka datang, tapi aku sedkit kesal dengan oknum di bagian bersih-bersih nya, aku meminta tolong dia untuk membersihkan air bekas AC bocor di ruangan kami, namun dia berkata seperti ini, "oh maaf, kamar itu bukan bagian saya, Bapak silahkan lapor ke suster untuk dibersihkan!"

Pelayanan RS AR Bunda

Aku yang juga seorang pegawai merasa kata-kata itu tidak pantas untuk diucapkan kepada customer, alangkah baiknya jika dia tidak ingin membersihkan ruangan ku dia mengatakan, "baik, sebentar ya Bapak" kata-kata itu lebih pantas untuk diucapkan biar selelah apapun kita.

Satu lagi menurutku yang kurang, yaitu pengambilan kotak sampah di ruangan perawatan yang hanya pagi dan sore, dikarenakan kotak sampahnya kecil, maka kotaknya mudah penuh. Selain itu pembersihan ruangan perawatan dan kamar mandinya jika bisa ditingkatkan lagi.

Selebihnya aku rasa rumah sakit ini bagus, rumah sakit ini ramah dengan pengunjung nya, satpam nya tidak terlalu cerewet dengan pengunjung namun tetap melarang keras anak kecil berkunjung, perawatnya cekatan, porter tukang Anter pasien juga cekatan, I like it.

3.  Perawatan di ruang observasi

Seperti yang kukatakan tadi, karena bayiku tidak menangis saat dilahirkan maka dia harus diobservasi. Aku diminta menyiapkan KTP, KK, dan BPJS istriku untuk pengurusan BPJS bayiku agar bisa segera diobservasi.

Bayiku dirawat untuk beberapa hari karena infeksi paru-paru, kata dokter kemungkinan ini karena infeksi bawaan dari ibunya, aku sempat tidak tega melihat bayiku yang masih mungil harus kesulitan bernafas, untungnya peralatan rumah sakit ini lengkap sehingga bayiku bisa segera ditolong.

Bayiku diobservasi untuk beberapa hari sebelum akhirnya diperbolehkan pulang, sedih rasanya saat itu harus meninggalkan bayiku sendirian di rumah sakit sementara istriku sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah.

D. Sarana prasarana rumah sakit

Secara garis besar aku bisa katakan sarana prasarana di rumah sakit ini sudah bagus. Hanya ada satu yang menurut ku jika ini diperbaiki maka akan semakin bagus, yaitu lift.

Pelayanan RS AR Bunda (2)

Lift rumah sakit ini yang beroperasi ada dua, satu untuk pasien, satu lagi khusus petugas, lift khusus petugas hanya bisa dioperasikan dengan kartu yang hanya dimiliki petugas, sehingga menurut ku lift khusus pasien yang hanya satu ini bisa dikatakan overload mengingat rumah sakit ini enam lantai dengan dua basement.

Terdapat satu buah lift lagi sebenarnya, tapi entah mengapa tidak dioperasikan.

Selanjutnya adalah parkir. Jika Anda merasa perlu bolak-balik keluar rumah sakit, sebaiknya Anda membuat paket parkir saja, Rp 10.000,- untuk 24 jam nya, lumayan bisa mengirit pengeluaran untuk parkir, Anda bisa keluar masuk selama 24 jam hanya membayar Rp 10.000,-

Parkir sendiri tersedia lebih banyak underground, jadi untuk yang baru belajar bawa mobil, hati-hati ya.

Oh iya, dari tadi saya lupa menunjukkan alamat rumah sakit ini, Rumah Sakit AR Bunda Lubuklinggau ini berlokasi di Jl. Garuda, atau mudahnya persis di depan Masjid agung kota Lubuklinggau. 

Untuk kontak person rumah sakit ini, Anda bisa menghubungi (0733) 324 963 atau di Instagram resmi nya rsarbundallg

E. Kesimpulan

Aku menyimpulkan Rumah Sakit AR Bunda Lubuklinggau ini dari segi pelayanan sudah baik, hanya beberapa saja yang perlu ditingkatkan untuk semakin baik seperti yang sudah saya sebutkan diatas.

Review saya ini bersifat pengalaman pribadi, sehingga apa yang saya alami belum tentu sama dengan apa yang Anda alami, namun yang jelas bisa aku katakan rumah sakit ini ramai pasien, itu artinya rumah sakit ini dijadikan referensi bagi banyak orang di wilayah sekitar bumi Silampari.


Posting Komentar untuk "Pengalaman istri lahiran di Rumah Sakit AR Bunda "