tanya jawab dasar-dasar perpajakan

 


1. Andi Fahdi, seorang pengusaha di bidang garmen terdaftar di KPP Tangerang Selatan. Dalam menjalankan kegiatan usahanya menyelenggarakan pembukuan. Tarif norma penghitungan penghasilan neto adalah sebesar 15%. Andi Fahdi sudah menikah dan memiliki 2 orang anak yang lahir pada Desember 2017 dan Februari 2020. Dari pembukuan tahun 2020 diketahui:

 

1. Peredaran bruto: 4,9 milyar

2. Biaya usaha: 4,5 milyar

3. Penghasilan lain: 250 juta

4. Biaya lain: 50 juta

5. Kompensasi kerugian: 150 juta

 

Hitunglah besarnya penghasilan kena pajak.

 

Jawab:

 

Diketahui: ANdi Fahdi pengusaha omset setahun diatas 4,8 M (bukan WP PP 23), PTKP= K/1 (lahir di februari 2020 belum dihitung sebagai penambah PTKP 2020). Menggunakan pembukuan.

 

Ditanya: Hitunglah besarnya penghasilan kena pajak?

 

Dijawab:

 

Total Penghasilan:

 

A. Penghasilan usaha

 

Peredaran bruto:                                       4.900.000.000

Biaya usaha:                                            (4.500.000.000)

Biaya lain                                                 (     50.000.000)

Kompensasi kerugian                              (   150.000.000)

 

Total penghasilan dari usaha:                                              200.000.000

 

B. Penghasilan lain-lain:                                                   + 250.000.000

C. total penghasilan neto :                                                   450.000.000

 

Penghasilan Tidak Kena Pajak :                                           (63.000.000)

Penghasilan Kena Pajak:                                                     387.000.000

 

PPH 21 Terutang :

5% x 50.000.000                                                                      2.500.000

15% x 250.000.000                                                                37.500.000

25% x 87.000.000                                                               + 21.750.000

Jd, total pajak penghasilan PPh 21 adalah                            61.750.000

 

 

 

 

 

 

 

2. PT Roda Tiga merupakan Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) yang telah dikukuhkan sebagai PKP sejak tahun 2020. Pada Januari 2020 menjual kepada Dealer “A” 2 unit mobil yang dikategorikan sebagai BKP tergolong mewah dan dikenakan PPn BM dengan tarif sebesar 25 % dengan harga @1,8 milyar. Pada Februari 2020, Dealer “A” menjual 1 unit mobil tersebut seharga 3 milyar dan menggunakan 1 unit mobil untuk digunakan sebagai kendaraan test drive konsumen.

 

Jawab:

 

Hitunglah jumlah PPN dan PPn BM terutang masing-masing PKP.

 Dijawab :

 

ATPM Menjual 2 mobil @1.8M, DPP =                2 x 1.800.000.000= 3.600.000.000

-PPN = 10% x DPP

          = 10% x 3.600.000.000=360.000.000 (pajak keluaran)

 PPN Terutang = PK-PM

                         = 360.000.000-0 = 360.000.000

 

-PPnBM = 25% x DPP

               = 25% x 3.600.000.000= 900.000.000 (PPnBM) merupakan PPnBM yang dipungut oleh pabrikan/ATPM dari dealer A yang harus disetorkan oleh ATPM

 

 

Dealer A

 

Menjual 1 mobil seharga 3.000.000.000

Dealer A memiliki PM atas pembelian mobil dari ATPM sebesar 360.000.000 yang kedua mobil tersebut dapat dikreditkan meskipun 1 tidak untuk dijual namun tetap digunakan dalam kegiatan yang langsung berhubungan dgn kegiatan usaha (pasal 9 ayat 8 UU PPN)

 

-PPN=10%xDPP

         =10%x3.000.000.000

         =300.000.000 (pajak keluaran)

 

-PPN terutang: PK-PM

                           300.000.000-360.000.000= lebih bayar Rp 60.000.000

 

PPnBM

Dealer A tidak berhak mengenakan PPnBM kepada konsumen selanjutnya sebab PPnBM hanya dikenakan sekali di tingkat produsen atau importir. Dealer A bisa menjadikan PPnBM tersebut tambahan dalam menentukan harga pokok penjualan kepada konsumen selanjutnya.

 

 

3.

PT Developer mendirikan Rumah Susun dengan data sebagai berikut:

1. Luas tanah 14.000 M2, NJOP = 2,779,000 /M2 (Kelas 149)

 

2. Luas bangunan hunian:

a. Tipe 21 (150 unit)

b. Tipe 36 (75 unit)

c. Tipe 45 (55 unit)

Luas bangunan hunian = 8.325 M2

NJOP bangunan hunian = 1.700.000/M2 (Kelas 043)

 

3. Bangunan bersama

Tangga, Lift seluas 1.000 M2, Kelas 043

 

4. Bangunan sarana

Jalan, tempat parkir, dll = 1.500 M2, Kelas 043

Hitunglah PBB untuk masing-masing tipe hunian.

 

Jawab:

 

Luas tanah: 14.000 M2

Luas bangunan keseluruhan: 8.325 M2

 

Luas unit:

Tipe 21: 21x150 = 3.150 M2

Tipe 36: 36x75   = 2.700 M2

Tipe 45: 45x55   = 2.475 M2

Total luas unit    =  8.325 M2

 

Luas bangunan bersama:

Tangga dan lift                        =  1.000 M2

Jalan, parkir dsb.                     = 1.500 M2 

Total luas bangunan bersama = 2.500 M2 

 

Perhitungan PBB P2

 

-Rumah tipe 21:

 

Tanah bersama: ((3.150/8.325)x14.000)/150= 35,32 M2

 

Bangunan: 21 M2 

 

Bangunan bersama: ((3.150/8.325)x2.500)/150= 6,31 M2

 

PBB terutang:

 

Tanah bersama: 35,32 x 2.779.000         =  98.154.280

 

Bangunan: 21x 1.700.000                        =  35.700.000

 

Bangunan bersama: 6,31 x 1.700.000.    =  10.727.000

 

Total NJOP:                                                144.581.280

NJKP: 20%x144.581.280 = 28.916.256

 

PBB terutang: 0,5%x28.916.256=Rp 144.581

 

 

-Rumah tipe 36:

 

Tanah bersama: ((2.700/8.325)x14.000)/75=60,54 M2 

 

Bangunan: 36 M2 

 

Bangunan bersama: ((2.700/8.325)x2.500)/75=10,81 M2

 

PBB terutang:

 

Tanah bersama: 60,54 x 2.779.000         =  168.240.660

 

Bangunan: 36x 1.700.000                        =    61.200.000

 

Bangunan bersama: 10,81 x 1.700.000.  =    18.377.000

 

Total NJOP:                                                  247.817.660

 

NJKP: 20%x247.817.660 = 49.563.532

 

PBB terutang: 0,5%x49.563.532=Rp 247.818

 

 

 

 

 

 

-Rumah tipe 45:

 

Tanah bersama: ((2.475/8.325)x14.000)/55=75,68 M2 

 

Bangunan: 45 M2 

 

Bangunan bersama: ((2.475/8.325)x2.500)/55=13,51 M2

 

PBB terutang:

 

Tanah bersama: 75,68 x 2.779.000         =  210.314.720

 

Bangunan: 45x 1.700.000                        =    76.500.000

 

Bangunan bersama: 13,51 x 1.700.000.  =    22.967.000

 

Total NJOP:                                                  309.781.720

 

NJKP: 20%x309.781.720 = 61.956.344

 

PBB terutang: 0,5%x61.956.344=Rp 309.782

 

4.

Terdapat informasi dari Direktorat Intelijen dan Penyidikan terkait Wajib Pajak PT AB yang bergerak di bidang industri makanan akan dipailitkan oleh Pengadilan Niaga. PT AB terdaftar di KPP Bogor Timur dengan jumlah piutang pajak sebesar 15 milyar dengan nomor Surat Ketetapan Pajak 050/SKP/19 tanggal 4 Desember 2020. Atas ketetapan pajak tersebut telah disampaikan Surat Teguran pada tanggal 9 Februari 2021.

Jelaskan tindakan penagihan pajak yang dapat dilakukan dan kapan bisa dilakukannya disertai dengan dasar hukumnya.

 

Jawab:

Dasar hukum Tindakan penagihan pajak adalah UU No. 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum Perpajakan (KUP), UU Nomor 19 tahun 2000 tentang tindakan penagihan pajak dengan surat paksa, PP 74 tahun 2011 tentang tata cara pemenuhan hak dan kewajiban perpajakan.

 

Adapun terkait kasus diatas, tindakan penagihan yang dilakukan adalah sbb:

1. 21 hari setelah surat teguran terbit, dapat diterbitkan surat paksa.

2. 2x24 jam setelah surat paksa terbit, dapat diterbitkan surat perintah melakukan penyitaan (SPMP)

3. 14 hari setelah SPMP terbit, dapat diterbitkan pengumuman lelang

4. 14 hari setelah pengumuman lelang terbit, dan penanggung pajak tetap juga tidak melunasi utang pajaknya, maka lelang akan dilakukan.

 

 

 

 

 

 

Posting Komentar untuk "tanya jawab dasar-dasar perpajakan"