belajar strobist

Cara belajar strobist
contoh foto strobist. Exif: Nikon d7100, ss:1/320, f/9, iso:100
Satu flash kiri depan model: full power (1/1) sb-910. Pada kasus
Foto ini, mengapa bukaannya kecil f/9, adalah karena kamera tidak
Support HSS, jika dibuat speed lebih dari 1/320 maka sebagian foto
akan gelap, namun jika bukaan dibesarkan lagi, misal f/1.8, maka foto
akan over exposure, maka dibuatlah bukaan nya kecil. ada solusi lain
untuk membesarkan bukaan kamera jika kamera tidak support HSS, yakni
dengan filter ND, namun saya tidak punya filter tersebut, hhe..
Bagi Anda yang sedang belajar strobist, saya akan mencoba sharing Bagaimana belajar strobist menurut versi saya. Sebelum berbicara lebih jauh, sudah tahukah Anda apa itu strobist? menurut saya strobist adalah memotret menggunakan flash eksternal yang mana flash tersebut tidak melekat di hot shoe kamera. Selain menyebutnya strobist, orang biasa juga menyebutnya dengan "off flash".

belajar strobist itu mudah, kembali lagi ke pemahaman awal saat menggunakan kamera, yakni segitiga exposure, jadi sebelum Anda belajar strobist, minimal Anda sudah paham benar mengenai segitiga exposure, sebab untuk bisa memotret strobist kita menggunakan mode manual.

Hal-hal yang harus Anda siapkan untuk belajar strobist:

1. Kamera

Saya rasa ini tidak usah dibahas terlalu panjang, yang namanya memotret ya pasti menggunakan kamera. Hanya saja perlu digarisbawahi, untuk memotret strobist dengan hasil yang bagus, tidak semua kamera bisa menghasilkannya, foto strobist terbaik bisa didapatkan dari kamera yang support hss.

kamera dengan support HSS (High Speed Sync) bisa menggunakan speed diatas 1/200 ketika dipasang flash eksternal. pembahasan mengenai ini sudah pernah saya bahas di postingan saya sebelumnya.

Namun demikian, belum tentu kamera biasa tidak bisa dipakai untuk strobist, tentu saja bisa selama bisa dipasangi triger di hot shoe nya, hanya saja hasilnya tidak akan semaksimal kamera yang support HSS.

Kamera-kamera yang sudah support HSS biasanya adalah kamera yang sudah di jenjang psrofesional, jika di nikon kamera tersebut adalah Nikon D7200 keatas, Nikon-Nikon yang full frame. sementara itu untuk Nikon D90, D7000, D7100 setahuku mereka support auto FP (speed bisa sampai 1/250 hingga 1/320 ketika dipasangi flash eksternal).

Untuk Canon sendiri terus terang aku kurang paham, namun setahuku 5d mark ii keatas yang support HSS (mungkin jika ada yang tahu seri canon entry level yang support HSS bisa ditambahkan di kolom komentar).

Untuk Sony, ada yang unik di Sony sendiri, sebab setahuku kamera entry levelnya (Sony A6000 dan saudara-saudaranya keatas) support HSS, tapi yang lucu mirrorless full frame nya untuk Sony A7 sepertinya tidak support HSS, Mirrorless Sony Full Frame yang support HSS adalah Sony A7 mark ii keatas (mohon koreksi bila salah)

Untuk memudahkan mengetahui sebuah kamera support HSS atau tidak, tes saja menggunakan flash eksternal, buat speednya diatas 1/200, jika gambar yang dihasilkan sebagian gelap sebagian terang, itu artinya kamera tersebut tidak support HSS (dengan catatan triger dan flash nya support HSS)

2. Triger

Triger sendiri merupakan alat yang digunakan untuk menghidupkan flsah eksternal meskipun flash tidak dipasang di hot shoe kamera. Triger ini ada banyak macamnya, ada yang terdiri dari transmitter dan receiver, ada juga yang bisa digunakan untuk keduanya (bisa jadi transmitter, bisa juga jadi receiver)

Transmitter adalah bagian trigger yang diletakkan diatas hot shoe kamera, sementara receiver diletakkan dibawah flash eksternal yang kita letakkan terpisah dari hot shoe.

alat ini bekerja dengan mengirimkan gelombang radio, trasmitter akan mengirimkan sinyal ketika shutter kamera ditekan, dan receiver akan menghidupkan flash.

perlu diketahui triger yang digunakan untuk motret strobist juga harus support HSS untuk mendapatkan hasil terbaik. Triger dipasaran sendiri sangat banyak modelnya, mulai dari yang murah hingga yang mahal. satu yang perlu diingat adalah "Ada rupa, ada harga", hhe..

3. Flash Eksternal

Flash eksternal adalah alat yang vital dalam memotret strobist, tanpa flash eksternal atau lampu studio itu namanya bukan strobist.

ada  banyak lampu kilat yang bisa kita gunakan untuk belajar strobit, mulai dari flash eksternal biasa (speedlite) hingga lampu studio

ada banyak jenis flash eksternal maupun lampu studio yang dijual dipasaran, saran saya berhubung motret strobist ini tidak melulu indoor, bahkan kebanyakan outdoor, maka gunakan lah flash eksternal maupun lampu studio yang support HSS dan slave.

Slave atau remote mode adalah flash eksternal maupun lampu studio yang bisa dihidupkan hanya dengan terkena sambaran lampu kilat (tanpa triger), hal ini berfungsi jika kita ingin memotret menggunakan 2 atau lebih flash eksternal, namun kita hanya memiliki satu set triger (transmiter dan receiver) atau bahkan hanya dengan memanfaatkan flash internal (flash built-in) kamera. hanya dengan sambaran flash internal, flash eksternal yang support slave akan ikut nyala ketika flash internal menyala.

selain flash eksternal atau lampu studio harus support HSS dan Slave, pada lampu studio ada baiknya juga menggunakan lampu studio yang tidak hanya bergantung dengan sumber listrik, namun gunakan lampu studio yang bisa portable.

setiap flash eksternal maupun lampu studio memiliki GN (Guide Number), guide number adalah angka yang sudah ditentukan oleh pabrikan flash yang fungsinya terkait kekuatan pancaran flash, kira-kira jika pada sepeda motor atau mobil, GN ini cc pada kendaraan. semakin tinggi nilai GN yang dimiliki flash, maka akan semakin kuat dan jauh pancaran cahaya yang dapat dikeluarkan flash tersebut.

terkait kekuatan flash, biasanya full power tertulis 1/1 dan kekutan terendah 1/128, semakin rendah kekuatan flash disetting, maka cahaya kilatnya semakin kecil.

selanjutnya adalah zoom flash, biasanya 17mm - 200mm, ini berfungsi sama seperti lensa, semakin nge-zoom, maka sebaran cahaya semakin tele dan sedikit, untuk mengetahui bedanya, silahkan memotret menggunakan zoom 17, lalu zoom tertinggi flash, misalkan 150mm, coba perhatikan sebaran cahayanya.

untuk posisi flash sendiri saat belajar strobist (kita anggap menggunakan satu flash) adalah disebelah kiri atau kanan depan dari model yang akan dipotret, jika Anda sedang berada dalam ruangan yang memiliki atap atau langit-langit, Anda bisa gunakan teknik bouncing flash (mengarahkan flash eksternal ke arah langit-langit) namun untuk outdoor, flash biasa ditembakkan langsung ke arah objek.

Disinilah dibutuhkan kreatifitas fotografer untuk mengatur cahaya, ingat fotografi adalah melukis dengan cahaya, tanpa cahaya tidak akan ada fotografi, pengaturan cahaya yang pas akan menghasilkan foto yang bagus.

sekian pembahasan mengenai belajar strobist, semoga bermanfaat. Jika Anda masih bingung Apa itu motret strobist, foto-foto strobist adalah hasil foto menggunakan flash eksternal, biasa digunakan untuk motret model, awamnya di masyarakat adalah fotografi wedding, hampir sebagian besar foto wedding dan prewedding pasti menggunakan teknik strobist ketika memotretnya.

Posting Komentar untuk "belajar strobist"